Sesungguhnya marah mengumpulkan semua kemurkaan/kejahatan, sedangkan menjauhi kemarahan mengumpulkan semua kebaikan. Hal ini tercermin dari pesan Nabi Muhammad dalam hadits dari Abu Hurairah R.A ada seorang laki-laki bertanya pada rasul, berikan aku nasehat/pesan(wasiat), Rasul menjawab “jangan engkau marah” beliau mengatakannya berulang kali.
Dalam hadits tersebut laki-laki itu meminta pada Rasulullah (wasiat), di mana kata wasiat ini merupakan pesan yang penting bagi orang yang menerimanya, di tambah lagi wasiat/ pesan ini bersumber dari Rasulullah SAW yang biasanya merupakan suatu pesan bagi kebaikan dunia akhirat. Dalam Hadits di atas Rasul tidak menambahkan kata lain selain “jangan engkau marah” dan itu menunjukkan betapa besarnya akibat yang ditimbulkan kemarahan.
Pengertian Marah adalah : reaksi terhadap keinginan yang timbul karena kebencian, atau pada hakikatnya marah adalah luapan hati untuk membalas dendam.
Marah adalah perilaku yang manusiawi, oleh karena itu rasul memberkain pesan untuk tidak marah bukan sebagai larangan ﻨﻬﻲsaja, tetapi agar dapat menguasai diri ketika marah sehingga tidak berlaku jahat dan menjaga agar dapat berlaku pemaaf dan sabar.
Rasulullah bersabda:
(ﻠﯿﺲﺍﻠﺷﺪﯿﺪ ﺒﺎﻠﺼﺭﻋﺔ ﺇﻨﻤﺎ ﺍﻠﺷﺪﯿﺪلیس الشدید بالصرعة إنما الشدید الني يملك نفسه عند الغضب ﺍﻠﻧﻤﻠﻚ ﻧﻓﺴﻪ ﻋﻧﺪ ﺍﻠﻐﺿﺏ)
Maka orang yang sungguh-sungguh kuat nan perkasa bukanlah orang yang dapat memukul atau membunuh demi membela diri, tetapi dia adalah orang yang mampu untuk meredam amarahnya dan membimbingnya kejalan syariah agar dirinya terpelihara secara agama. Maka sesungguhnya jika kemarahan sudah merasuki nafsu ibnu Adam, maka marahlah yang menguasai dirinya, sehingga marah yang akan berkata lantang.
Allah Berfirman (Q.S 7:154):{Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu}.
Maka jika manusia tidak tunduk atas permintaan amarah yang menguasai dirinya, maka terhindarlah dia dari kejahatan, bahkan dapat membuat dirinya seperti orang yang tidak pernah marah. Dalam Q.S 42:37 adalah cerminan dari sikap orang-orang yang dapat menahan amarahnya.{Dan apabila mereka marah mereka memberi maaf}. Dan sesungguhnya Allah Menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
`Isa AS berkata pada Yahya Bin Zakaria AS : “ saya ajarkan padamu ilmu yang bermanfaat, janganlah engkau marah.” “bagaimana bisa tidak marah?” “jika orang mengatakan padamu apa yang ada pada dirimu, maka ingatlah bahwa itu dosa dan mohonlah ampunan-Nya, dan jika yang dikatakan tidak ada pada dirimu maka bersyukurllah pada-Nya, karena ketiadaannya adalah kebaikan dalam dirimu.”
Di dalam kemarahan banyak tersimpan bahaya dan kemudharatan yang amat besar, cepat atau lambat. Sedangkan manfaat atau kegunaannya tidak ada, kecuali bagi orang yang ingin membela agama dari bahaya tertentu dan sebagai balasan bagi orang-orang yang keluar dari jalan Allah dengan maksiat. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S 9:14-15
{Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman, dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin}
Maka dapat kita kategorikan orang dalam marahnya atas 3 (tiga) golongan Yaitu: Ifrat,Tafrit, I`tidal.
Dalam hadits tersebut laki-laki itu meminta pada Rasulullah (wasiat), di mana kata wasiat ini merupakan pesan yang penting bagi orang yang menerimanya, di tambah lagi wasiat/ pesan ini bersumber dari Rasulullah SAW yang biasanya merupakan suatu pesan bagi kebaikan dunia akhirat. Dalam Hadits di atas Rasul tidak menambahkan kata lain selain “jangan engkau marah” dan itu menunjukkan betapa besarnya akibat yang ditimbulkan kemarahan.
Pengertian Marah adalah : reaksi terhadap keinginan yang timbul karena kebencian, atau pada hakikatnya marah adalah luapan hati untuk membalas dendam.
Marah adalah perilaku yang manusiawi, oleh karena itu rasul memberkain pesan untuk tidak marah bukan sebagai larangan ﻨﻬﻲsaja, tetapi agar dapat menguasai diri ketika marah sehingga tidak berlaku jahat dan menjaga agar dapat berlaku pemaaf dan sabar.
Rasulullah bersabda:
(ﻠﯿﺲﺍﻠﺷﺪﯿﺪ ﺒﺎﻠﺼﺭﻋﺔ ﺇﻨﻤﺎ ﺍﻠﺷﺪﯿﺪلیس الشدید بالصرعة إنما الشدید الني يملك نفسه عند الغضب ﺍﻠﻧﻤﻠﻚ ﻧﻓﺴﻪ ﻋﻧﺪ ﺍﻠﻐﺿﺏ)
Maka orang yang sungguh-sungguh kuat nan perkasa bukanlah orang yang dapat memukul atau membunuh demi membela diri, tetapi dia adalah orang yang mampu untuk meredam amarahnya dan membimbingnya kejalan syariah agar dirinya terpelihara secara agama. Maka sesungguhnya jika kemarahan sudah merasuki nafsu ibnu Adam, maka marahlah yang menguasai dirinya, sehingga marah yang akan berkata lantang.
Allah Berfirman (Q.S 7:154):{Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu}.
Maka jika manusia tidak tunduk atas permintaan amarah yang menguasai dirinya, maka terhindarlah dia dari kejahatan, bahkan dapat membuat dirinya seperti orang yang tidak pernah marah. Dalam Q.S 42:37 adalah cerminan dari sikap orang-orang yang dapat menahan amarahnya.{Dan apabila mereka marah mereka memberi maaf}. Dan sesungguhnya Allah Menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
`Isa AS berkata pada Yahya Bin Zakaria AS : “ saya ajarkan padamu ilmu yang bermanfaat, janganlah engkau marah.” “bagaimana bisa tidak marah?” “jika orang mengatakan padamu apa yang ada pada dirimu, maka ingatlah bahwa itu dosa dan mohonlah ampunan-Nya, dan jika yang dikatakan tidak ada pada dirimu maka bersyukurllah pada-Nya, karena ketiadaannya adalah kebaikan dalam dirimu.”
Di dalam kemarahan banyak tersimpan bahaya dan kemudharatan yang amat besar, cepat atau lambat. Sedangkan manfaat atau kegunaannya tidak ada, kecuali bagi orang yang ingin membela agama dari bahaya tertentu dan sebagai balasan bagi orang-orang yang keluar dari jalan Allah dengan maksiat. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S 9:14-15
{Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman, dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar