Cinta dan cemburu apakah mereka saling
melengkapi atau justru sebaliknya?
Untukmu yang
kucintai, ketahuilah bahwa aku selalu menyimpan rasa cemburu untukmu. Bahkan
dari angin yang bertiup membelai rambutmu aku cemburu, dan entah berapa kali aku
berangan-angan jadi nyamuk yang bisa terbang hinggap dikulitmu menciumnya dan menyicipi
darah yang ada dibaliknya (nyamuk apa drakula ya?)
Mengapa aku cemburu?
Karena keraguan dalam hatiku selalu datang berkali-kali dan berulang-ulang (aduuuh
boros banget sih) menggodaku dan mengatakan, kamu bukan hanya satu-satunya di
matanya, di hatinya apalagi disampingnya. Aku belum memilikimu! Dan aku akan sakit karena cemburuku.
Tapi tahukah kau? Aku bisa membunuh rasa cemburu itu lebih mudah
beribu-ribu kali dari pada membunuh rasa cintaku untukmu. Aku bisa membunuhnya
hanya dengan “percaya” apa yang telah kau katakan padaku. Bahwa Kau
mencintaiku.
Akan kuanggap bahwa angin itu hanya mencoba nakal menggodamu, namun kau
tak pernah melihatnya, apalagi terpesona kecantikannya (emangnya angin itu
cewek ya?). Aku yakin bahwa nyamuk genit yang mencoba menciummu akan kau tampar
sampai terlempar atau bahkan dia tak akan hidup lagi.
Kini biarkan aku menari sambil bernyanyi menikmati rasa yang kau
titipkan dihatiku, aku tak akan goyah mencintaimu. Cemburuku kini hanya untuk
menggodamu, jika kau tak memahami kecemburuanku, dan merasa tak nyaman, katakan
saja dan aku akan membuangnya jauh dari kita.
Lalu apakah kau cemburu jika ada nyamuk jantan yang mencuri hinggap pada
diriku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar